Pages

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Download

Tahun Baru 2008



Tentu, siapa sich yang nggak mau melewatkan tahun baru dengan bersama teman, sahabat, keluarga dengan berpesta?. Sah-sah saja kalau hal tersebut dilaksanakan. Biasanya pusat-pusat keramaian seperti Alun-alun kota (dijawa), hotel, tempat hiburan, restoran menjadi ajang moment paling bersejarah karena, ya, memang terjadi setahun sekali.

Di pusat kota misalnya, ribuan bahkan ratusan ribu orang berkumpul untuk menyaksikan detik-detik pergantian tahun. Dengan menyalakan kembang api, meniup terompet dan perangkat semacamnya demi kesenangan menyambut moment pergantian tahun. Biasanya juga diadakan live music untuk memeriahkan acara tersebut. Semakin ramailah suasana malam tahun baru.

Namun mereka kadang larut dalam hura-hura sehingga tidak mengindahkan aturan yang ada. Berkonvoi disepanjang jalan sehingga membuat macet jalanan. Khususnya bagi mereka yang menggunakan kendaraan umum, seperti bis, truk, pick up dan lainnya, mereka lebih tidak mematuhi peraturan dan membahayakan keselamatan mereka sendiri bahkan orang lain. Apa pasal? mereka kadang melempar kembang api kearah pengendara lain, ada yang membawa pentungan kayu untuk menyambit kendaraan pawai lain. Tak ayal setiap penyambutan malam tahun baru mesti ada saja yang menjadi korban.

Walaupun para petugas dari kepolisian telah dikerahkan ke pusat-pusat keramaian, namun mereka masih bisa kecolongan. Tindak kekerasan karena semua orang “terbawa suasana” bisa saja terjadi. Ini yang harus bisa diantisipasi.

Sebagai Introspeksi dan Toleransi

Malam Tahun Baru hendaknya dijadikan wadah introspeksi untuk perbaikan dimasa mendatang. Apa saja yang memerlukan perbaikan yang dimasa lalu yang belum bisa kita laksanakan. Tentang kehidupan kita; kehidupan rumah tangga, pertemanan, karir, kuliah, sekolah dan lain-lain agar kehidupan ini tidak stagnan dan atau bahkan mungkin menurun tidak ada perubahan.

Keinginan ataupun kewajiban yang sama sekali belum terlaksana ditahun yang telah lalu hendaknya bisa diwujudkan ditahun yang baru ini. Tentunya dengan pengalaman tahun lalu, tahun yang baru ini bisa diperbaiki dengan “strategi lain” agar tidak seperti tahun sebelumnya.

Kita juga harus bercermin pada beberapa bencana yang tahun ini banyak terjadi diberbagai daerah. Terasa “kejam” jika kita berhura-hura diatas penderitaan orang lain. Mereka (para korban bencana) lebih memerlukan pertolongan kita daripada secara egois, melaksanakan pesta tahun baru.

Sumber:

Share on Google Plus

About istanaku

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: